Senin, 08 Agustus 2011

PARADIGMA







“We think we see the world as it is, but in fact, we see the world as we are.”

Cobalah anda cari pengertian tentang paradigm (paradigm) di kamus atau Wikipedia. Anda akan menemukan banyak penjelasan tentang paradigma. Secara sederhana, kita bisa mengatakan paradigma adalah cara kita memandang dunia. Karena ini adalah cara kita sendiri dalam memandang dunia, maka masing-masing pribadi memiliki cara pandang yang berbeda dan unik.

Sebelumnya banyak orang berpikir bahwa mereka melihat dunia sebagaimana apa adanya (obyektif), tetapi tanpa disadari bahwa manusia memandang dunia sebagaimana keinginan mereka (subyektif). Dengan kata lain, kita melihat apa yang ingin kita lihat, kita mendengar apa yang ingin kita dengar, dan kita mengingat apa yang ingin kita ingat. Obyektif, sepertinya tidak. Mungkin lebih cenderung kepada subyektif.

Mari kita flashback sedikit kepada pengalaman sehari-hari. Bagi anda yang gemar mengendarai mobil, silahkan ingat-ingat saat-saat ketika anda sedang berada di area parkir. Anda sedang mencoba untuk memarkir mobil kedalam space yang hanya cukup untuk satu mobil saja. Di belakang mobil telah berdiri tukang parkir yang sudah siap siaga dengan aba-aba dan pluitnya. Saat itu Anda akan focus dan menaruh perhatian penuh pada aba-aba yang diberikan oleh si tukang parkir. Saking fokusnya, anda tidak mendengar ketika istri anda mengajak bicara dan menanyakan dimana dia meletakkan dompetnya. Kejadian ini menunjukkan bahwa ketika berfokus pada satu hal, maka kita cendrung untuk mengabaikan hal lain, artinya kita akan mendengarkan apa yang ingin kita dengar.

Pangeran Diponegoro adalah contoh lain. Dia adalah seorang pahlawan yang sangat dikenal perjuangannya dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Bagi bangsa Indonesia, dia adalah pahlawan bangsa. Tapi bagi Negara Belanda yang saat itu menjajah dan menguasai Indonesia, dia tidak lain hanya seorang pemberontak, duri dalam daging, kerikil dalam sepatu.

Begitulah paradigm berlaku. Masing-masing dari kita memiliki sudut pandang dalam melihat kenyataan, dimana tidak jarang sudut pandang itu berbeda sama sekali dengan orang lain dan sering juga berujung pada perselisihan, permusuhan atau pertikaian. Hanya karena perbedaan sudut pandang. Di saat seperti ini, maka dibutuhkan kedewasaan dari setiap individu untuk memahami bahwa setiap orang memiliki sudut pandang dan tidak bisa saling memaksakan. Menghormati sudut pandang orang lain adalah kuncinya.

Namun bagaimana mencapai solusi untuk sudut pandang yang berbeda? Bukankah semakin banyak sudut pandang, semakin sulit untuk mencapai jalan tengah. Dan jika masing-masing pribadi berpegang teguh pada kebenaran paradigmanya, kekacauan akan sangat mungkin terjadi.

Hal yang menarik adalah di antara semua paradigma yang berbeda, terdapat sebuah prinsip yang mengatur, sebuah kebeneran yang berlaku universal. Dan paradigma yang benar adalah paradigma yang mengacu pada prinsip atau kebenaran universal tersebut. Prinsip adalah sesuatu yang ada dan akan tetap berlaku meskipun tidak ada orang yang mempercayainya. Salah satu contoh prinsip / kebenaran universal sederhana yang berlaku di kehidupan ini adalah prinsip  menanam kebaikan akan menuai kebaikan, dan  menanam keburukan akan menuai keburukan. Prinsip ini akan tetap berlaku meski banyak orang yang tidak mempercayainya.

Sudut pandang/paradigm kita dalam melihat dunia bisa berbeda, tetapi prinsip kebenaran universal akan tetap berlaku dan paradigm yang benar adalah mereka yang mendasarkan paradigma pada prinsip/kebenaran universal.
Salam Excellent, BS.

Minggu, 29 Mei 2011

Mengembangkan Otot Otak


Emang otak punya otot...? Mumpung masih hangat soal otak-mengotak...bersama ini saya kirimkan 15 tips untuk menguatkan otot otak kita. Ini saya sarikan dari buku Brilliant Thinker, karangan Paul Sloane, (resiko saya sendiri kalau Paul mau nuntut saya..eh, seharusnya dia berterimakasih ‘kan bukunya dipromosikan....? ;-)).

Tips Mengembangkan Otak Anda.
1.    Gunakan atau Anda akan kehilangannya. Bila kita berbaring terus menerus, maka otot otot kita akan melemah dan berkurang terus. Demikian juga dengan otak kita. Kalau jarang dipakai (apalagi dalam kondisi brand new, harganya mahal....hei, entar dulu..., barang yang sering dipakai dan antik, harganya jauh lebih mahal dari yang baru.....jadi pakai terus aja otak kita....;-)). Penelitian menunjukkan, otak yang aktif meemperkecil kemungkinan kelainan kognitif, kepikunan, alzheimer pada tahapan lanjut usianya.
2.    Memberi makan otak. Makanan terbaik otak adalah buah buahan dan sayuran segar yang memberikan anti oksidan, karbohidrat dan asam folfat. Juga diperlukan protein yang didapatkan dari telur, ikan, daging...(tapi jangan kebanyakan telur, nanti kolestelor...eh, kolesterolnya naik...plus bertambahnya populasi jerawat...). Lemak Omega 3 didapat dari minyak ikan. (ada juga telur Omega 3...ini gak ada hubungannya dengan Omega Siregar....milis member kita yang ceria..). Gula, alkohol, obat obatan dan lemak berdampak buruk buat otak, terutama dalam jumlah banyak. (juga bisa bikin mabok...plus sakit diabetes....plus ginjal)
3.    Terus belajar. Belajar sendiri akan membantu mengembangkan otak, apapun topik pembelajarannya. Kita dapat belajar dari buku, VCD, DVD, internet, training, seminar, dari teman teman, dsb. (Menurut Pak Anthony Dio Martin, belajar, berpikir akan menambah jaringan neuron otak...).
4.    Keragaman adalah bumbu hidup. Keragaman dalam pekerjaan, kegiatan pengisi waktu luang, hiburan, percakapan, perjalanan, kegiatan sosial dapat membantu merangsang dan melatih otak. Lakukan variasi dalam hidup termasuk melakukan yang tidak lazim, misalnya coba memakai tangan kiri untuk aktifitas yang biasanya dilakukan dengan tangan kanan. (tapi jangan berlaku yang aneh aneh ya, teman, nanti bisa dikira orstenggil/orstengwar....orang setengah gila/ waras...;-)).
5.    Latihan fisik. Olahraga akan memperlancar aliran darah dan oksigen ke kepala. (otak yang beratnya hanya 2% dari tubuh kita, mengkonsumsi 20% oksigen....ini juga ada disinggung dalam buku saya nanti, MindWeb...;-)). Tidak suka olah raga...? Menari juga bagus loh....salsa, tango, dan menari bersama (poco poco juga okey ...), melatih koordinasi ritme, lengkah dan pergerakan disaat beraksi...
6.    Tidur Nyenyak. Tidur membantu kesegaran otak, memperkuat dan memperbaiki daya ingat (tapi jangan molor terus terusan, nanti otot otaknya mengkerut.....). Penelitian di Kanada: pelajar yang mempersiapkan ujian dan tidur dengan cukup memperoleh nilai lebih tinggi, daripada yang begadang (kata Pak Martin: sistim SKS: sistim kebut semalam...;-)) 
7.    Membaca. Aktifitas membaca sangat bagus untuk menambah pengetahuan dan merangsang otak. (kalau gak suka membaca, boleh juga dong dengerin CD pengetahuan...., bedanya cuma dikit, yang satu pakai mata, yang satunya pakai kuping...samanya banyak: sama sama akai otak...;-))
8.    Mengingat. Berlatihlah menggunakan ingatan, latihlah memori setiap hari...dan kita akan melihat perkembangan kemampuannya.
9.    Menggunakan angka. Cobalah menggunakan aritmatika mental setiap hari. Hindari kalkulator, usahakan menghitung diluar kepala, misalnya disaat menghitung kembalian belanja. Berlatihlah melakukan pertambahan, pengurangan, pengalian dan pembagian tanpa alat hitung. Ini amat berguna untuk otak.
10.  Mendengarkan musik. Mendengarkan musik dapat mengembangkan dan merangsang bagian bagian otak, serta mengubah suasana hati. Ketika mendengarkan musik, bertanyalah pada diri sendiri:”Apa yang ingin disampaikan oleh pencipta lagu ini dan bagaimana dia menyampaikannya?”. Dengarkan kontribusi masing masing instrumen itu(yang ini juga ada didalam buku MindWeb, bukan menjiplak loh....) dan upaya sang komposer memadukan semua instrumen tadi. (gak ada hubungannya dengan madu lebah, ataupun (di) ‘madu’ lainnya...;-)).
11.  Mempelajari bahasa asing. Bahasa yang kita gunakan membantu membentuk cara kerja pikiran kita. Mempelajari bahasa lain akan memperluas pikiran dan membantu kita untuk melihat sesuatu dengan cara baru. Tontonlah film berbahasa asing (ini, mah sudah sering....tapi.... masih baca teks Indonesianya...;-)), baca buku buku, koran berbahasa asing......kunjungi negara lain, yang memberikan tantangan dua kali lebih keras (maunya sih iya....kalau ada sponsor..apa mendingan nikah sama orang asing aja yah....? ;-))
12.  Mengajar. Ada ungkapan:”Bila anda ingin memelajari sebuah bidang, maka ajarkan bidang itu”. Bagi seorang pemikir, mengajar menghadirkan sebuah tantangan intelektual dan pribadi yang besar.(intinya, mau sharing dengan orang lain....ilmu itu jangan dibekap sendiri aja, tapi dibagi kepada banyak orang....dijamin kita akan semakin pintar....;-))
13.  Bergaul dengan orang cerdas. Habiskan waktu dengan orang yang cerdas, menarik dan menyenangkan, suka membaca, berwawasan luas, mampu mengungkapkan pendapat dengan baik, mampu menggali potensi orang lain, yang mempunyai pandangan yang berbeda, yang menentang opini kita. (tapi jangan habiskan beneran, waktunya...bisa bisa dipecat dari kerjaan...dan juga jangan salah artikan kata “gaul” disini...gak ada hubungannya dengan ‘gaul menggauli’...)    
14.  Bekerja sukarela. Melakukan pekerjaan sukarela akan menempatkan diri anda pada sebuah situasi berbeda, dimana Anda dapat membantu orang lain dan pada saat bersamaan belajar dari orang lain. (ini juga mengembangkan jiwa sosial kita....gak selalu mengharapkan imbalan....)
15.  Menyanyi. Belajarlah menyanyi secara harmonis, dalam kelompok. Otak kita memerlukan latihan, tantangan dan rangsangan (bukan ‘rangsangan’ yang lain loh....;-)). 

Selasa, 10 Mei 2011

Mengatasi Kebosanan

Sudah berapa tahun Anda menangani tugas-tugas dikantor itu? Jika masih baru, mungkin Anda merasa senang dengan pekerjaan itu. Tapi kalau sudah bertahun-tahun, apakah Anda masih merasa senang juga? Bagus jika iya. Tapi jika Anda sudah mulai diserang oleh rasa bosan, maka Anda harus segera mencari jalan keluarnya. Apakah Anda sudah menemukan jalan keluar yang saya maksud?
Bagi sebagian orang, kebosanan itu adalah energy untuk berprestasi. Lho, kok bisa begitu? Tentu saja bisa jika tahu caranya sekaligus berkomitmen untuk menerapkannya dalam aktivitas kerja Anda sehari-hari. Tertarik untuk mengetahui caranya? Berikut ini 5 teknik handal untuk menjadikan kebosanan dikantor sebagai daya dorong keberhasilan karir Anda. 
1.      Ingatlah bahwa pekerjaan itulah yang menghidupi keluarga Anda. Tanyakan kembali apa tujuan Anda bekerja. Bukankah salah satunya untuk memperoleh nafkah atau penghidupan? Janganlah menunggu kehilangan pekerjaan terlebih dahulu untuk menyadari betapa pentingnya pekerjaan itu. Jika Anda bosan dengan pekerjaan, apakah Anda bosan juga dengan pendapatan yang Anda peroleh darinya? Jika masih membutuhkan pendapatan itu, maka Anda masih membutuhkan pekerjaan itu. Semakin kita mengingat betapa berharganya dia, semakin besar keinginan kita untuk menjaga dan menyelesaikannya sebaik-baiknya.
2.      Konsekuen dengan pilihan Anda. Tidak ada orang yang memaksa Anda untuk menerima pekerjaan ini. Anda boleh menolaknya kapan saja, bukan? Mungkin Anda merasa itu bukan pekerjaan yang Anda idamkan sehingga Anda tidak memiliki ikatan emosional yang mendalam. Silakan selalu mencari pekerjaan idaman itu, tapi sebelum Anda mendapatkannya; Anda tidak memiliki pilihan lain selain berprestasi pada pekerjaan saat ini. Mengapa? Karena tanpa prestasi bukan hanya karir Anda yang tidak berkembang, melainkan juga akan sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan lain yang Anda idamkan itu.
3.      Antusias dalam mengerjakan tugas-tugas Anda. Antusiasme memiliki energy positif sehingga Anda akan senang mengerjakan apapun jika dilakukan dengan antusias. Ciri adanya antusiasme adalah ketika Anda melakukannya dengan tersenyum, mencurahkan energi dan pikiran penuh, serta menyelesaikannya tanpa cela sedikitpun. Begitu Anda melihat hasilnya yang memuaskan, Anda tahu bahwa Anda adalah orang yang hebat dalam menyelesaikan penugasan. Dan sekarang, Anda siap untuk menyelesaikan penugasan lainnya dengan sama antusiasnya.
4.      Berinovasi dalam cara mengerjakan tugas-tugas Anda. Bagi kebanyakan orang rasa bosan dikantor  lebih disebabkan karena mereka telah melakukan aktivitas yang itu-itu saja selama bertahun-tahun. Siapa yang tidak akan bosan jika demikian? Maka dari itu, berinovasilah dengan pekerjaan Anda; maka pasti Anda akan menemukan hal baru yang menyenangkan. Gunakan pikiran kreatif, positif, dan produktif Anda untuk menemukan cara yang lebih menyenangkan dalam bekerja. Selain Anda sendiri akan senang, atasan dan teman-teman Anda juga akan memberikan kredit poin positif atas inisiatif Anda.
 5.      Mintalah tugas-tugas tambahan kepada Atasan Anda. Jika Anda menggunakan waktu kerja sebaik-baiknya, saya yakin Anda memiliki banyak waktu yang masih tersisa di kantor. Daripada Anda gunakan waktu itu untuk melakukan hal-hal yang tidak jelas, lebih baik Anda datang kepada atasan. Lalu katakan kepadanya; “Pak, tugas saya sudah selesai. Bolehkah saya meminta tugas tambahan?” Selain Anda akan mendapatkan tugas baru yang tidak membosankan, Anda juga akan dinilai secara sangat positif oleh atasan. Percayalah, untungnya banyak buat Anda. 
Hingga tarap tertentu kebosanan dikantor itu masih bisa ditolelir. Tetapi, jika kebosanan itu membuat Anda mengabaikan tanggungjawab maka itu sama artinya Anda menyia-nyiakan hidup. Mendingan Anda berhenti bekerja saja. Tapi, itu kan bukan pilihan yang baik?  Tetapi, coba lihat kembali ke-5 teknik yang saya jelaskan diatas. Bukankah dengan menerapkan ke-5 teknik itu Anda justru bisa mengubah kebosanan menjadi energy yang positif untuk mengembangkan karir Anda?
(Ddiambil dari email yang dikirimkan oleh Bp. Dadang Kadarusman)

5 LEVEL KEPEMIMPINAN SEJATI

Sebuah ulasan yang menarik tentang level kepemimpinan sejati oleh Bp. Antony Dio Martin, seseorang yang  sangat menginspirasi saya untuk selalu mengembangkan diri. Saya hadirkan untuk berbagi dengan para pembaca sekalian.

Sebuah perusahaan di Jepang, sedang merugi besar. Masalahnya, saham perusahaan juga anjlok karena perusahaan sparepart otomotif ini, mencoba untuk terjun ke bisnis properti. Tanpa pegalaman serta orang-orang yang handal serta ditimpa krisis dunia, akhirnya perusahaan ini nyaris rontok. Saham perusahaan anjlok dan banyak  karyawan yang marah serta menyalahkan pimpinannya.
                Akhirnya, pertemuan antara pimpinan serta para karyawanpun dilakukan. Rata-rata karyawan sudah siap untuk menyerang dan menjatuhkan si pemimpin mereka yang dianggap bertanggung jawab atas kesalahan pengambilan keputusan itu.
                Ketika si pimpinan masuk, tidak ada sambutan tepuk tangan. Bahkan tidak ada penghormatan. Namun, ketika diberikan kesempatan untuk bicara. Si pimpinan perusahaan, serta merta berlutut ke lantai, membungkukkan badannya dalam-dalam dan berkata, "Saudara-saudara sekeluarga di perusahaan ini. Saya minta maaf. Saya sungguh ingin minta maaf. Saya telah mengambil keputusan yang salah yang menyebabkan saham perusahaan kita anjlok. Tetapi, jika diijinkan, saya akan melakukan langkah apapun yang diperlukan untuk membangun kejayaan perusahaan kita kembali, Saya bersedia membayar ongkosnya dengan kerja keras saya".  Serentak, semua karyawan tertunduk, ikut membungkuk dalam-dalam dan banyak diantaranya yang menangis!
                Kisah di atas punya banyak kemiripan dengan kisah yang diceritakan oleh Martin L.Johnson dalam buku Chicken Soup for the Soul at Worl, yang berkisah tentang CEO Pioneer Hi-Bred Interneational, yang gara-gara membeli Norand, sebuah usaha teknologi informasi, akhirnya jutsru merugi besar. Dan, hal yang tak pernah terlupakan bagi karyawannya, adalah tatkala, dengan rendah hati, Tom Urban, CEO-nya meminta maaf dengan tulus serta mengambil tanggung jawab atas kesalahannya. Itulah contoh-contoh kepemimpinan yang sungguh menginspirasi.

Lima Level Kepemimpinan
                Pertanyaan paling pokok disini adalah, bagaimanakah kita bisa sampai ke level kepemimpinan yang bisa menginspirasi banyak orang? John C. Maxwell, salah seorang guru kepemimpinan yang telah mengajarkan jutaan pemimpin di dunia tentang kepemimpinan mempunyai jawabannya. Ia membagi kepemimpinan menjadi lima level yang harus dilewati. Menurutnya, jika kepemimpinan itu diibaratkan seperti anak tangga, maka terdapat lima tangga utama yang harus dilewati oleh para pemimpinan di dalam organisasi. Cobalah Anda evaluasi dan refleksikan, bagaimanakah posisi kepemimpinan Anda maupun orang-orang di sekitar Anda. Dan yang paling penting, coba perhatikan sampai di level manakah kepemimpinan Anda saat ini?
                Level pertama, adalah level posisi (position). Inilah level kepemimpinan yang paling rendah. Pada dasarnya, orang mengikuti Anda karena 'kebetulan' mereka tidak punya pilihan sebab Andalah yang dipercaya untuk memegang posisi tersebut. Pada level ini, otoritas seorang pemimpin hanya terbatas di posisi ini. Bawahan merasa hanya perlu berinteraksi sekedar hanya untuk mendapatkan tanda tangan dan persetujuan. Tetapi, di level ini, banyak bawahan tidak merasa betul-betul dimiliki oleh atasannya, sehingga tak heran dibelakang mereka sering mengata-katai boss mereka ini. Saya pernah mendapatkan sebuah email, dari seorang peserta training yang berkisah tentang boss-nya, "Pak, saya di perusahaan consulting. Pimpinan saya diangkat karena jualannya bagus dan sangat pandai negosiasi. Tapi, kami tidak pernah respek karena dia sendiri nggak pernah menganggap kami. Ia maju sendiri dan marah kalau dari kami ada yang kontak dengan pimpinan. Semua harus lewat dia. Di kantor, ia memiliki kami tapi hati kami tidak bersama dia". Pada kenyataannya, ada banyak pemimpin yang bertahun-tahun di posisi ini, tetapi tetap tidak pernah naik ke level berikutnya.
                Nah, pada level berikutnya, atau level kedua, adalah level dimana telah terjadi hubungan dan kesediaan (permission). Disinilah orang mulai mengikuti bukan karena 'harus' tetapi karena mereka 'ingin'. Di level inilah, pengaruh Anda sebagai pimpinan mulai kelihatan. Sebenarnya, ketika memasuki level ini, sudah terjadi kontak batin serta mulai ada chemistry antara orang yang dipimpin dengan yang memimpin. Proses interaksi mulai terjadi dan hubunganpun mulai terbangun. Hanya saja, jika seorang pemimpin terlalu lama di tangga ini, bisa jadi ia menjadi sangat populer di mata bawahannya, hubungannya baik tetapi hasil dan output-nya bisa jadi kurang memuaskan. Itulah sebabnya seorang pemimpin tidak boleh terlalu lama di tangga ini.
                Tangga kedua ini sebenarnya mengingatkan kita pada Edward Liddy, mantan Chairman dan CEO AIG, yang reputasinya anjlok setelah ia membagi-bagikan bonus besar kepada karyawannya. Di mata karyawan mungkin saja tindakan tersebut  dianggap populer dan ia pun disukai, tetapi secara bisnis langkah ini tentu saja tidak strategis. Masalahnya, untuk selamat saja, AIG konon harus menerima dana bailout dari pemerintah AS sebesar $84 miliar.
                Berikutnya, level ketiga dari kepemimpinan adalah level menghasilkan (production). Kalau level kedua banyak berbicara mengenai pandangan tentang Anda di mata karyawan level ketiga ini mulai berbicara mengenai pandangan Anda di mata manajemen. Masalahnya, disinilah orang mulai melihat bagaimana output team yang Anda hasilkan, setelah Anda mulai memimpin suatu tim. Jika seorang pemimpin sudah berhasil samapi di level ini, maka selain terdapat kontak batin yang baik antara pemimpin dengan anak buahnya, juga terdapat hasil yang bisa dibanggakan.
                Kemudian, level berikutnya adalah level pengembangan orang (People Development). Disinilah, seorang pemimpin tahu bahwa ia tidak bisa menjadi sukses sendirian, atau hanya dirinya yang  mampu sementara anak buahnya bergantung adanya. Dalam level inilah, maka seorang pemimpin mulai banyak meluangkan waktunya untuk melakukan proses coaching dan counseling ataupun mentoring untuk mendidik orang-orang dibawahnya agar mampu. Sayangnya, banyak pemimpin yang terlambat sekali tiba di level ini. Baru-baru ini, dalam acara makan malam dengan seorang CEO yang sudah tua, ia mengatakan, "Pak Anthony. Saya agak terlambat menyiapkan orang-orang untuk menggantikan saya. Sekarang, saya sudah sakit-sakitan. Saya mulai membagikan semua ilmu yang saya miliki untuk orang-orang yang diproyeksikan akan memimpin bisnis ini di masa depan. Saya tidak tahu, apakah waktu saya masih akan mencukupi untuk itu"
                Akhirnya, di ujung level kepemimpinan, terdapatlah level kepemimpinan yang tertinggi yang kita sebut sebagai level kepemimpinan yang sungguh menginspirasi (Personhood). Hebatnya kepemimpinan model ini adalah bahkan setelah pemimpin tersebut tidak ada, ataupun telah lama meninggalkan dunia ini, semangat dan nilai kepemimpinannya masih dapat dirasakan. Disinilah, seorang pemimpin dapat menginspirasi seseorang dengan nilai-nilai serta filosofi hidup yang dimilikinya. Seperti kisah kita di awal tulisan ini, seorang pemimpin di level ini mulai menginspirasi melalui karakter, nilai-nilai maupun perbuatan yang tiak diucapkannya. Tetapi, seorang orang pada akhirnya akan melihatnya.
                Menurut John Maxwell, tidak banyak pemimpin yang bisa sampai di level kepemimpinan ini. Mahatma Gandhi adalah salah satu contoh kepemimpinan yang termasuk di kategori ini. Boleh saja, ada orang yang membencinya hingga akhirnya ia ditembak mati. Tetapi, nilai dan filosofi hidupnya justru tetap tumbuh dan berkembang, jauh hari setelah ia meninggal. Dan itulah contoh kepemimpinan di level tertinggi ini.
                Dengan memahami kelima level kepemimpinan tersebut, ada beberapa pertanyaan yang akan saya tinggalkn sebagai pe-er bagi Anda yang membaca tulisan ini: kira-kira sampai di level manakah kepemimpinan Anda saat ini? Bagaimanakah pandangan tentang Anda di mata karyawan? Bagaimana caranya supaya kepemimpinan Anda bisa naik kelas ke level berikutnya? Lakukan sesuatu untuk membuat kepemimpinan Anda bermakna!

(Anthony Dio Martin, Managing Director HR Excellency, Trainer dan speaker Pengembangan Diri, Host Program Radio Smart Emotion di SmartFM, ahli Psikologi, penulis buku-buku best seller. Kunjungi di www.hrexcellency.com)


GEMA

"Hari ini, saya mendapatkan sebuah tulisan dari seorang teman yang dikirimkan melalui email.  Tulisan yang sangat berguna, sehingga saya ingin share kepada anda semua. Semoga bermanfaat."



Satu keluarga muda yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak laki-laki yang masih duduk di kelas 3 SD mengisi hari libur anak dengan menjelajah alam.  Mereka berjalan menyusur pantai dengan pemandangan indah dan unik karena ada sederetan bukit kapur.  Di depan sebuah gua di bukit kapur itu, karena tidak memperhatikan jalan, anak ini tersandung batu dan jatuh.  “Aduuuh!” jeritannya terdengar keras memecah kesunyian.  Sejenak kemudian terdengar gema dari dalam gua, “Aduuuh!”  Oleh karena belum mengenal gema, anak ini tertarik untuk berteriak lagi, “Siapa kamu?”  Gema dengan suara yang sama terdengar lagi.  “Kamu jelek!” dan suara yang sama terdengar.



Ayahnya memberi penjelasan sederhana mengenai proses terjadinya gema.  Kemudian memberi contoh dengan berteriak, “Kamu baik hati!” dan beberapa saat kemudian terdengar suara yang sama.  “Kamu pandai!” dan suara yang sama terdengar lagi.
Sesungguhnya dalam kehidupan kita sehari-hari, kita juga seperti anak kecil yang sedang berteriak di depan gua.  Apa yang kita katakan dan apa yang kita lakukan ditangkap oleh orang-orang di sekitar kita dan dipantulkan kembali kepada kita.  Jadi seandainya Anda merasa ada teman baik Anda dulu sekarang ini terlihat menjaga jarak, tidak seakrab dulu lagi, pertama-tama kita perlu introspeksi diri dulu.  Jangan-jangan sikap dan perkataan kita sendirilah yang menyebabkan dia berubah, dia hanya menjadi gema bagi kita.  Mungkin kita yang mulai jarang menyapanya atau menghubunginya, mungkin kita mengabaikan imbauan atau nasihatnya, mungkin tanpa sengaja kita mengatakan sesuatu yang menyakiti hatinya, mungkin kita lupa mengucapkan selamat di hari ulang tahunnya seperti dulu. 


Ayahnya memberi penjelasan sederhana mengenai proses terjadinya gema.  Kemudian memberi contoh dengan berteriak, “Kamu baik hati!” dan beberapa saat kemudian terdengar suara yang sama.  “Kamu pandai!” dan suara yang sama terdengar lagi.

Sesungguhnya dalam kehidupan kita sehari-hari, kita juga seperti anak kecil yang sedang berteriak di depan gua.  Apa yang kita katakan dan apa yang kita lakukan ditangkap oleh orang-orang di sekitar kita dan dipantulkan kembali kepada kita.  Jadi seandainya Anda merasa ada teman baik Anda dulu sekarang ini terlihat menjaga jarak, tidak seakrab dulu lagi, pertama-tama kita perlu introspeksi diri dulu.  Jangan-jangan sikap dan perkataan kita sendirilah yang menyebabkan dia berubah, dia hanya menjadi gema bagi kita.  Mungkin kita yang mulai jarang menyapanya atau menghubunginya, mungkin kita mengabaikan imbauan atau nasihatnya, mungkin tanpa sengaja kita mengatakan sesuatu yang menyakiti hatinya, mungkin kita lupa mengucapkan selamat di hari ulang tahunnya seperti dulu. 

Kalau kita ingin dalam hidup kita bertemu dengan teman-teman dan orang di sekeliling kita bersikap baik kepada kita, bersikaplah demikian kepada mereka terlebih dahulu.  Janganlah menuntut orang lain bersikap baik kepada kita terlebih dahulu, baru kita mau bersikap baik.  Tebarkan senyum, sapalah dengan ramah, berikan bantuan, besarkan semangat orang yang sedang bersedih hati, bersikap sopan dan dapat dipercaya (menyesuaikan ucapan dan tindakan).  Seandainya kita bertemu dengan orang yang memusuhi kita walaupun kita sudah bersikap baik kepadanya, itu bukan salah Anda.  Mungkin kesabaran Anda sedang diuji.  Tidak ada salahnya Anda menjauh dari orang yang memusuhi Anda, tetapi jangan sampai kita ikut-ikutan memusuhinya.
Ingatlah bahwa ucapan dan tindakan kita kepada orang lain adalah PILIHAN, bukan kebetulan.

"Janganlah membiarkan orang datang menemuimu, jika ketika pergi dia tidak menjadi lebih baik dan lebih bahagia."



Minggu, 08 Mei 2011

MENGENALI POTENSI DIRI





Masih teringat ketika pada suatu kesempatan saya menghadapi tes interview saat awal-awal meniti karir,  interviewer (yang terkesan galak dan judes) memberikan pertanyaan yang sempat membuat saya gugup “Apa potensi atau kelebihan yang anda miliki?”.  Dengan berbagai macam cara, saya mencoba untuk memberikan jawaban yang sedikit ngalor ngidul. Dan ketika saat ini saya mendapat kesempatan duduk di kursi yang berbeda, menjadi interviewer, saya sadari bahwa pertanyaan itu memang sulit untuk dijawab oleh kandidat (meskipun secara teori pertanyaan ini tidak disarankan untuk diberikan). Penyebabnya memang sangat sulit untuk bisa mengetahui kelebihan dan kelemahan (potensi) diri kita sebenarnya. Bahkan sampai saat ini beberapa rekan masih kerap menanyakan bagaimana caranya untuk mengetahui potensi yang kita miliki.
Mari kita mulai dengan pengertian potensi itu sendiri. Secara sederhana, potensi adalah kemampuan atau bakat, yang terpendam. Karena dia terpendam, belum muncul, atau belum disadari sehingga besarnya belum bisa terukur dengan pasti. Potensi bisa diibaratkan dengan fenomena gunung es. Apa yang terlihat diatas permukaan laut jauh lebih kecil dibandingkan apa yang tertutupi didalam air laut. Dengan kata lain, semua manusia memiliki potensi yang jauh lebih besar daripada apa yang telah diperlihatkan. Dan kabar baiknya adalah tidak ada manusia yang tidak memiliki potensi.
Selanjutnya, persoalan pertama yang sering muncul adalah bagaimana kita bisa mengetahui potensi yang kita miliki, sehingga kita bisa mengasahnya dan memunculkannya untuk menunjang keberhasilan kerja kita. Dalam ilmu psikologi, pengenalan potensi diri bisa diuraikan dengan teori Johari Window. Penjelasannya seperti ini, sebenarnya potensi diri bisa dipetakan kedalam empat jendela (empat kuadran). Jendela pertama adalah kategori potensi dimana anda tahu dan orang lain pun tahu. Kategori ini disebut open area.  Anda pernah berhasil memimpin sebuah organisasi kemahasiswaan saat di kampus, mendapat penghargaan dari rektor kampus, dan dikenal banyak orang lewat keberhasilan anda. Maka anda tahu dan orang lain pun tahu bahwa anda memiliki potensi kepemimpinan. Tidak sulit untuk mengenali potensi di area ini.
Jendela yang kedua adalah orang lain tahu tapi anda tidak tahu. Kategori ini disebut blind area. Sering ditemui beberapa orang menyampaikan kepada kita, “sebenarnya kamu memiiki potensi bla…bla…bla… dan bla….” tetapi tidak jarang diri kita sendiri tidak yakin, dan dalam hati berkata “masak sih..?” Banyak orang disekitar kita yang mengetahui potensi kita tapi di sisi lain kita tidak menyadarinya. Potensi-potensi inilah yang masuk kedalam kategori jendela kedua.
Jendela ketiga adalah kategori potensi dimana anda tahu tapi orang lain tidak tahu. Kategori ini disebut hidden area. Anda memiliki kemampuan di bidang komputer, pembuatan website misalnya. Setiap hari dengan komputer pribadi anda, anda belajar mengotak-atik pemrograman website. Tetapi anda tidak pernah menujukkannya di depan orang atau tidak pernah membuat publikasi tentang hal ini (semisal mengikuti kompetesi, menjual secara umum, dll). Potensi ini anda ketahui tetapi tidak diketahui oleh orang lain. Apa saja potensi anda di area ini, mungkin hanya anda yang tahu.
Jendela yang terakhir adalah kategori potensi yang anda tidak tahu dan orang lain pun tidak tahu (mungkin hanya Tuhan yang tahu). Kategori ini disebut dark area. Uniknya, potensi ini biasanya akan muncul ketika anda berada dalam kondisi terpaksa, terjepit atau terdesak. Ketika potensi dalam  dark area ini muncul, barulah anda menyadari bahwa anda memiliki potensi yang selama ini tidak disadari oleh siapapun, bahkan oleh diri anda.
Bagaimana kita bisa mengenali potensi kita? Tidak sulit sebenarnya. Beberapa hal yang harus dilakukan untuk bisa mengenali potensi diri:
  1. Buatlah daftar perncapaian/prestasi anda selama ini, yang anda ketahui dan orang lainpun ketahui, daftar penghargaan, deretan piala, dan daftar keberhasilan lainnya.
  2. Untuk mengetahu potensi anda di jendela kedua, sering-seringlah berdiskusi dengan teman, guru atau mentor anda dan mintalah masukan dari mereka. Bersikaplah terbuka dengan segala masukan untuk pengembangan diri anda.
  3. Buatlah daftar kemampuan/potensi anda yang selama ini tidak pernah anda tunjukkan kepada orang lain, mungkina karena anda belum siap menujukkannya atau memang belum ada kesempatan yang tepat.
  4.  Jangan takut untuk mengerjakan atau menerima tantangan hal baru yang belum pernah anda lakukan sebelumnya. Dengan sering mempelajari, melakukan dan menerima tugas baru, anda akan bisa mengetahui potensi anda di dark area.
  5. Anda bisa mengikuti berbagai tes komersial yang banyak disediakan oleh lembaga-lembaga umum, seperti tes kepribadian, tes bakat, tes kemampuan akademik, atau tes psikologi. Mintalah feedback dari konsultan tentang potensi yang anda miliki dan hal-hal apa yang perlu anda perbaiki.


Ketika anda sudah menemukan dan mengetahu potensi baru anda, jangan takut untuk perform atau menunjukkannya di depan orang lain. Karena tidak ada orang sukses yang berhasil dengan cara menyimpan potensi yang dia miliki. Tunjukkan! Panggung besar ini milik anda. Selamat mencoba. (B.S.)

Kamis, 05 Mei 2011

HIDUP ITU MEMILIH



Mungkin lebih dari 100 kali saya mendengar ungkapan  "hidup itu pilihan". Namun saya baru benar-benar memahami apa yang dimaksud dengan kalimat tersebut baru-baru ini. Para pembaca, dalam kehidupan kita, sering kita dihadapkan pada pilihan, antara menerima atau menolak, antara pindah kerja atau tetap bertahan dengan segala ketidaknyamanan, antara berbicara dan diam, dan antara berbuat baik dan berbuat buruk. Segala tindakan yang kita ambil saat ini akan menentukan apa yang terjadi di masa mendatang. Karena apa yang terjadi saat ini adalah akibat dari tindakan kita di masa lalu.

Menariknya, hukum alam mengajarkan bahwa ketika sekarang melakukan tindakan kebaikan, maka pasti akan menghasilkan kebaikan. Dan sebaliknya, jika kita melakukan tindakan keburukan, akan menghasilkan sesuatu yang buruk. Tetapi, sadarkah kita bahwa keburukan yang kita terima sebagai hasil tindakan buruk kita di masa lalu sebenarnya adalah kebaikan. Karena merupakan peringatan bagi kita untuk selanjutnya agar tidak kembali melakukan perbuatan yang buruk. Bayangkan jika seandainya perbuatan buruk kita memberikan hasil kebaikan, maka hidup kita pasti akan dipenuhi dengan tindakan keburukan. Akhirnya, semua yang kita terima pada dasarnya adalah kebaikan, sehingga merupakan suatu kebaikan untuk mengambil hikmah dari semua kebaikan yang telah diberikan. 
Salam Excellent. (B.S). 

Senin, 02 Mei 2011

Kesuksesan Berawal Dari Impian

Kesuksesan Berawal Dari Impian

A Knight Tale, sebuah judul film yang menjadi salah satu film favorit saya. Diceritakan seorang anak tukang reparasi genteng rumah yang bermimpi untuk menjadi seorang bangsawan. Sepanjang hidupnya dicurahkan untuk mengikuti setiap langkah seorang ksatria yang menjadi panutannya, menempa diri dan terus memegang impian yang menjadi kebanggannya dan juga tentunya orang tuanya. Butuh bertahun-tahun baginya untuk bisa sampai pada tujuan yang diimpikannya, berbagai cobaan dan godaan datang untuk menggoyahkan segala usahanya. Hingga tiba saat ketika pada akhirnya dia mendapat gelar kehormatan sebagai seorang bangsawan ‘Sir William Ulrich’, yang pada saat itu hampir mustahil dimiliki oleh seorang anak dari rakyat jelata, anak seorang tukang genteng. Film yang sangat bagus, anda harus menontonnya.
Amanat yang dapat diambil dari film ini adalah impian besar akan membawa kita menjadi orang yang besar. Bagaimana dengan kenyataannya?
Kalau anda bukan penggemar film, khususnya film kartun, mungkin anda jarang atau bahkan belum pernah mendengar nama Walt Disney, tapi saya yakin anda pernah mendengar Donald Duck atau Mickey Mouse. Walt Disney adalah tokoh dibalik kesuksesan film animasi Donald & Mickey. Dengan impian besarnya jadilah dia salah satu produser film terbesar di Hollywood.
Siapa yang tidak mengenal Thomas Edison. Hampir setiap orang tahu siapa Thomas Edison sebelum dikenal sebagai seorang ilmuan. Hanyalah seorang yang dianggap idiot yang dikeluarkan dari sekolahnya. Namun impiannya dan semangatnya membawanya kepada keberhasilan dan ketenaran. Persamaan dari kedua nama tersebut dan juga tokoh-tokoh besar lainnya di dunia adalah semuanya berawal dari sebuah impian besar.
Mimpi adalah cita-cita, sesuatu yang ingin kita capai, sebuah tujuan hidup yang ingin kita raih. Impian adalah garis finish dimana kita akan berhenti. Impian akan membawa kita pada hidup yang lebih bersemangat, terarah, lebih tegas, dan lebih fokus. Karena tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas, seseorang yang tanpa impian akan selalu terombang-ambing, tidak memiliki semangat tinggi dan menghabiskan waktu untuk sesuatu yang tidak berarti.
Bayangkanlah Anda dan keluarga hendak pergi berlibur. Sebelum berangkat anda  menanyakan kepada istri dan anak anda, ”kemana kita akan pergi?” Istri anda menjawab ”terserah papa, ke taman safari juga boleh”. Sednagkan Anak sulung anda menjawab ”ke Ancol saja”. Kemudian anda langsung menancap gas keluar dari halaman rumah. Kemana anda akan pergi? Anda akan menghabiskan waktu di jalan untuk berfikir tempat yang anda tuju. Anda tidak bisa menikmatai perjalanan karena bingung memikirkan tempat yang cocok dengan keinginan anda, istri dan anak anda. Dan pada akhirnya anda tidak jadi berlibur hanya jalan-jalan keliling kota.
Hal berbeda akan terjadi jika sebelum melakukan perjalanan anda dan keluarga sudah terlebih dahulu menentukan tempat yang di tuju, Taman Safari. Anda tinggal merencanakan rute yang akan dilalui, perbekalan yang akan dibawa, dan berapa liter bensin yang diperlukan untuk perjalanan anda. Selebihnya anda menikmatai perjalanan dan liburan anda.
Begitu pentingnya memiliki sebuah impian dalam hidup, sebuah tujuan yang ingin anda capai. Bagi anda yang membaca tulisan ini, ciptakan impian besar anda, dan rasakan semangat yang memancar pada diri anda. Salam Excellent.